Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata ‘’politik’’. Kata yang cukup
lumrah terdengar di telinga kita. Namun, apakah kita sudah memahami arti sebuah kata ‘’politik’’. Pada kenyataannya
kita sering berpartisipasi di dalam
suatu proses politik misalnya saja pemilu (pemilihan umum), walaupun belum
tentu seseorang paham betul akan arti politik itu sendiri.
Manusia disamping
sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial/ makhluk yang selalu ingin
berasosiasi (zoon politicon). Manusia
juga dalam memenuhi kebutuhannya tidak dapat
” berdiri sendiri”, melainkan memerlukan
peranan orang lain. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka politik
merupakan hal penting di dalam suatu masyarakat pada lingkup kecil dan Negara
pada cakupan yang lebih luas lagi. Masyarakat melek politik akan semakin baik
segi-segi kehidupannya, begitulah idealnya.
Di
Indonesia sendiri sesungguhnya menurut saya sudah terjadi suatu
kegiatan-kegiatan politik walaupun sifatnya lokal/ kedaerahan (karena pada
waktu itu belum terbentuk NKRI, hanya
sebatas kerajaan) dengan pemimpin kerajaan (raja) yang menduduki suatu wilayah
beserta rakyatnya. Meskipun mungkin di dalam pengambilan suatu kebijakan umum,
rakyat harus tunduk pada aturan-aturan ataupun keputusan-keputusan kerajaan
karena tidak ikut dalam proses perpolitikan
khususnya di dalam proses pengambilan keputusan, karena raja menempati takhta yang tertinggi dengan pegawai-pegawai
di bawahnya.
Sedangkan
pada zaman peradaban Islam sendiri, dimana Rasulullah SAW pernah menjadi pemimpin. Pada zaman
kepemimpinannya itulah menghasilkan
piagam madinah. Dimana esensi dari piagam ini adalah toleransi (adanya sikap
saling menghargai) diantara umat. Dengan piagam madinah tersebut pula berbagai
masyarakat madinah yang multikultur hidup berdampingan. Antara kaum muslimin
dengan kaum yahudi hidup dengan adanya toleransi. Hal ini dimaksudkan agar terciptanya bangsa madinah kearah yang maju. Sesungguhnya kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW di kancah politik patut di acungi jempol. Karena beliau menjadikan
piagam ini sebagai landasan yang bersumber dari ajaran Islam. Dimana Islam itu
sendiri adalah agama yang indah dan mengajarkan kepada kaum muslimin untuk
menghargai akan keanekaragaman diantara umat
manusia. Tanpa membedakan ras, suku bangsa, dan sebagainya.
Berangkat
dari sejarah perpolitikan di masa lampau, suatu hal yang menarik ketika saya
membaca sebuah buku karangan Prof. Miriam Budiardjo, yang mana di dalam buku
terebut tertulis bahwa politik merupakan
suatu bidang ilmu yang mempelajari suatu usaha untuk mencapai masyarakat
politik (polity) yang terbaik. Terpikir oleh saya, apakah kriteria dari suatu
masyarakat politik yang ideal itu? Menurut saya jawaban atas pertanyaan
tersebut yakni masyarakat yang moralitasnya tinggi. Dimana masyarakat sadar
akan realitas sosial politik yang ada, misalnya saja di Negeri kita ini betapa
pun harus diadakan suatu perubahan
mendasar akan moralitas di kalangan insan politik Indonesia. Karena hal
tersebut sangat vital guna terciptanya kebijakan-kebijakan politik yang adil
dan merata bagi raykat Indonesia.
Tak
jarang ketika pesta rakyat (pemilu) tiba, banyak terjadi kecurangan dari
oknum-oknum yang ingin memiliki jabatan tertentu di Pemerintahan dengan cara
‘’membeli’’ aspirasi rakyat. Dan rakyat pun rupanya tidak sadar akan pentingnya
memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani dan aspirasi. Ketika seseorang
menghalalkan segala cara untuk menduduki suatu takhta/ jabatan, maka tak jarang
ketika Ia sudah menjadi pemimpin yang hanya ada di benaknya yaitu bagaimana
caranya untuk mengembalikan materi yang telah dikeluarkan selama perjuangan
mendapatkan jabatan tersebut. Dari sinilah
para pemimpin lupa akan janji-janji/ komitmennya untuk mensejahterakan
rakyat. Tak jarang pula pemimpin yang demikian itu di dalam pengambilan suatu
kebijakan tidak memperhatikan aspek
keadilan bagi rakyat.
Beranjak
dari hal tersebut sudah selayaknya insan politik Indonesia melakukan perubahan
mendasar akan moralitas di dalam berpolitik. Politik tanpa moralitas sama saja
bohong belaka. Perpolitikan di Indonesia menurut saya semakin hari semakin
memprihatinkan. Tak sedikit pemimpin yang memiliki suatu kekuasaan tetapi tidak memiliki sifat amanah. Padahal jika
dikaitkan dengan ajaran agama Islam ditekankan bahwa seorang pemimpin
sepatutnya memiliki sifat amanah terhadap rakyatnya. Bahkan sudah dijelaskan
bahwa seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya pada masa
kepemimpinannya semasa di dunia pada hari akhir nanti. Menjadi seorang pemimpin
bukanlah hal yang mudah, apalagi menyangkut kepentingan dan kesejahteraan
rakyat banyak.
Dengan
adanya mata kuliah pengantar ilmu poltik pada semester ini saya sangat
bersyukur, karena dapat membuat saya sedikit mengerti akan arti dari sebuah
politik. Baik itu dari sejarahnya, konsep-konsep, dan sebagainya. Sudah
selayaknya pula saya juga sebagai insan politik harus melakukan bela Negara.
Sehingga Ilmu Politik ini dapat diaplikasikan di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Amiin Allahuma Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar