Rabu, 02 Oktober 2013

Apa itu Ilmu Politik?

            Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata ‘’politik’’. Kata yang cukup lumrah terdengar di telinga kita. Namun, apakah kita sudah memahami  arti sebuah kata ‘’politik’’. Pada kenyataannya kita  sering berpartisipasi di dalam suatu proses politik misalnya saja pemilu (pemilihan umum), walaupun belum tentu seseorang paham betul akan arti politik itu sendiri.

            Manusia disamping sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial/ makhluk yang selalu ingin berasosiasi (zoon politicon). Manusia juga dalam memenuhi kebutuhannya tidak dapat  ” berdiri sendiri”, melainkan memerlukan  peranan orang lain. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka politik merupakan hal penting di dalam suatu masyarakat pada lingkup kecil dan Negara pada cakupan yang lebih luas lagi. Masyarakat melek politik akan semakin baik segi-segi kehidupannya, begitulah idealnya.

            Di Indonesia sendiri sesungguhnya menurut saya sudah terjadi suatu kegiatan-kegiatan politik walaupun sifatnya lokal/ kedaerahan (karena pada waktu itu  belum terbentuk NKRI, hanya sebatas kerajaan) dengan pemimpin kerajaan (raja) yang menduduki suatu wilayah beserta rakyatnya. Meskipun mungkin di dalam pengambilan suatu kebijakan umum, rakyat harus tunduk pada aturan-aturan ataupun keputusan-keputusan kerajaan karena tidak ikut dalam proses perpolitikan  khususnya di dalam proses pengambilan keputusan, karena raja menempati  takhta yang tertinggi dengan pegawai-pegawai di bawahnya.

            Sedangkan pada zaman peradaban Islam sendiri, dimana Rasulullah SAW  pernah menjadi pemimpin. Pada zaman kepemimpinannya  itulah menghasilkan piagam madinah. Dimana esensi dari piagam ini adalah toleransi (adanya sikap saling menghargai) diantara umat. Dengan piagam madinah tersebut pula berbagai masyarakat madinah yang multikultur hidup berdampingan. Antara kaum muslimin dengan kaum yahudi hidup dengan adanya toleransi. Hal ini dimaksudkan  agar terciptanya bangsa madinah  kearah yang maju. Sesungguhnya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di kancah politik patut di acungi jempol. Karena beliau menjadikan piagam ini sebagai landasan yang bersumber dari ajaran Islam. Dimana Islam itu sendiri adalah agama yang indah dan mengajarkan kepada kaum muslimin untuk menghargai akan keanekaragaman diantara umat  manusia. Tanpa membedakan ras, suku bangsa, dan sebagainya.

            Berangkat dari sejarah perpolitikan di masa lampau, suatu hal yang menarik ketika saya membaca sebuah buku karangan Prof. Miriam Budiardjo, yang mana di dalam buku terebut tertulis bahwa politik merupakan  suatu bidang ilmu yang mempelajari suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik (polity) yang terbaik. Terpikir oleh saya, apakah kriteria dari suatu masyarakat politik yang ideal itu? Menurut saya jawaban atas pertanyaan tersebut yakni masyarakat yang moralitasnya tinggi. Dimana masyarakat sadar akan realitas sosial politik yang ada, misalnya saja di Negeri kita ini betapa pun harus diadakan  suatu perubahan mendasar akan moralitas di kalangan insan politik Indonesia. Karena hal tersebut sangat vital guna terciptanya kebijakan-kebijakan politik yang adil dan merata bagi raykat Indonesia.

            Tak jarang ketika pesta rakyat (pemilu) tiba, banyak terjadi kecurangan dari oknum-oknum yang ingin memiliki jabatan tertentu di Pemerintahan dengan cara ‘’membeli’’ aspirasi rakyat. Dan rakyat pun rupanya tidak sadar akan pentingnya memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani dan aspirasi. Ketika seseorang menghalalkan segala cara untuk menduduki suatu takhta/ jabatan, maka tak jarang ketika Ia sudah menjadi pemimpin yang hanya ada di benaknya yaitu bagaimana caranya untuk mengembalikan materi yang telah dikeluarkan selama perjuangan mendapatkan jabatan tersebut. Dari sinilah  para pemimpin lupa akan janji-janji/ komitmennya untuk mensejahterakan rakyat. Tak jarang pula pemimpin yang demikian itu di dalam pengambilan suatu kebijakan tidak memperhatikan  aspek keadilan bagi rakyat.

            Beranjak dari hal tersebut sudah selayaknya insan politik Indonesia melakukan perubahan mendasar akan moralitas di dalam berpolitik. Politik tanpa moralitas sama saja bohong belaka. Perpolitikan di Indonesia menurut saya semakin hari semakin memprihatinkan. Tak sedikit pemimpin yang memiliki suatu kekuasaan tetapi  tidak memiliki sifat amanah. Padahal jika dikaitkan dengan ajaran agama Islam ditekankan bahwa seorang pemimpin sepatutnya memiliki sifat amanah terhadap rakyatnya. Bahkan sudah dijelaskan bahwa seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya pada masa kepemimpinannya semasa di dunia pada hari akhir nanti. Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah, apalagi menyangkut kepentingan dan kesejahteraan rakyat banyak.

            Dengan adanya mata kuliah pengantar ilmu poltik pada semester ini saya sangat bersyukur, karena dapat membuat saya sedikit mengerti akan arti dari sebuah politik. Baik itu dari sejarahnya, konsep-konsep, dan sebagainya. Sudah selayaknya pula saya juga sebagai insan politik harus melakukan bela Negara. Sehingga Ilmu Politik ini dapat diaplikasikan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Amiin Allahuma Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar