Kamis, 03 Oktober 2013

Partai Politik dan Insan Politik yang Cerdas

             Urgensi budaya politik di dalam suatu negara agar warga masyarakat sadar akan partisipasi politik/ menyalurkan aspirasinya di dalam memilih pemimpin/ pejabat di pemerintahan. Partai politik menurut saya sebagai wahana budaya politik yang berfungsi sebagai penampung aspirasi rakyat di pemerintahan.
Partai politik sebagai organisasi yang memiliki tujuan memperebutkan kekuasaan di pemerintahan guna mengimplementasikan “suara” rakyat. Beranjak dari hal tersebut, landasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28, yang hal ini menjadi acuan agar setiap orang dapat aktif di dalam mengembangkan diri di dalam perpolitikan yang mungkin saja bisa disalurkan dengan turut aktif di dalam keanggotaan kepartaian.
            Akan tetapi menjadi bagian dari partai politik bukanlah perkara yang mudah, karena penuh dengan tanggung jawab. Integritas dan kredibilitas harus dimiliki oleh insan-insan yang ikut dalam keanggotaan partai, agar partai memiliki reputasi yang baik di mata masyarakat. Selain hal tersebut juga patai politik seyogyanya harus memiliki visi dan misi yang jelas serta mengedepankan kepentingan rakyat dibandingkan mengedepankan kepentingan internal patai itu sendiri jika memang sudah memegang kekuasaan di pemerintahan.
 Tak sedikit partai politik yang mengobral janji ini itu kepada rayat ketika musim kampanye tiba, akan tetapi ketika  sudah memegang kekuasaan di pemerintahan mereka lupa akan janji-janji mereka.
            Rakyat menginginkan bukti konkret dan kesungguhan partai politik di dalam mengayomi dan menjalankan aspirasi rakyat di pemerintahan dan membela hak-hak rakyat. Sudah selayaknya partai politik berperan sedemikian rupa. Mungkin pada kenyataan yang ada masyarakat hanya sekedar ikut-ikutan di dalam menentukan partai politk mana yang berhak didukung ketika musim pemilu tiba. Bisa saja hanya melihat tampilan luar suatu partai politik tanpa melihat seluk-beluknya secara detail. Hal ini menurut saya sangat memprihatinkan karena rakyat kurang cermat di dalam menyalurkan aspirasinya. Bisa saja partai politik yang dipilih tidak begitu memiliki kompetensi yang memadai di dalam mewakili aspirasi rakyat tersebut.
Tak jarang pula rakyat dipermainkan oleh oknum-oknum partai politik yang dengan sengaja “membeli” suara rakyat yang awam/ belum begitu paham tentang pentingnya menyalurkan aspirasi secara jujur dan bertanggung jawab.
            Dari kenyataan tersebut dapat diambil pelajaran bahwa partai politik sebagai suatu organisasi yang mempunyai tujuan nyata untuk mewakili “suara” rakyat harus mengayomi dan mengedepankan kepentingan rakyat. Karena rakyatlah yang menghantarkan mereka berada di dalam kursi jabatan pemerintahan. Rakyat juga sebagai insan politik selayaknya harus “melek” politik di dalam menentukan partai politik mana yang akan didukung. Tentu saja di dalam menentukan pilihan tersebut harus secara jujur dan bertanggung jawab   tanpa adanya  keinginan untuk menerima balas jasa terlebih dahulu yaitu berupa materi dan sebagainya. Karena hati nurani lebih mahal harganya dibanding dengan materi semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar