Rabu, 02 Oktober 2013

Pemimpin yang Jujur


Jika kita berbicara tentang sosok pemimpin di masa kini, sebenarnya sosok pemimpin apa sih yang sesuai dengan harapan kita? Ya, mungkin  sosok pemimpin yang   jujur dan sociable kali yah.  Perilaku jujur dari seorang pemimpin di zaman seperti sekarang ini memang sukar untuk ditemukan sepertinya. Bisa dilihat berita-bertita di media, baik itu koran atau pun televisi, tak sedikit diantaranya para pemimpin yang terlibat kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Nah,sebenarnya  apakah jabatan kepemimpinan identik dengan  perilaku korup? Tentu saja tidak, karena perilaku menyimpang tersebut (korup) dari seorang pemimpin, menurut saya merupakan kesalahan dan kekhilafan dari individu tersebut.
 Sesungguhnya di dalam berpolitik pun sifat-sifat/ perilaku dari tiap-tiap  individu dapat terlihat, baik itu kemarahan, tidak tahu malu, persaingan, saling sikut, dan sebagainya. Hal-hal tersebut bisa saja terjadi di dalam dunia perpolitikan.
Jadi, menurut saya bukan ilmu/ kajian politik yang harus dijadikan kambing hitam dari perilaku korup para pemimpin yang menyimpang. Melainkan hal tersebut karena kesalahan indvidu  (pemimpin) itu sendiri.
Nah, sekarang waktunya bagi generasi muda pengubah bangsa’’ untuk melakukan reformasi  moral’’ di dalam mengisi aktivitas-aktivitas perpolitikan di Indonesia. Politik tanpa moral ibarat “sayur tanpa garam’’. Kenapa demikian?  Karena politik tidak akan terasa enak dan berkahnya tanpa adanya moralitas. Apalagi jika seseorang yang memangku suatu jabatan  tanpa moralitas yang tinggi, dijamin hanya akan menambah “krisis moral” saja di Indonesia. Mungkin jika seorang pemimpin yang korup bebas dari peradilan anti korupsi di Indonesia, tapi ingatlah “pengadilan Allah SWT” jauh lebih adil dan abadi.
Di zaman Reformasi ini siapa saja boleh “ngimpi” kok untuk berpartisipasi di dalam kancah politik Indonesia. Mau jadi gubernur atau bupati juga boleh. Tapi yang terpenting dari itu semua menurut saya, apa pun bentuk jabatan yang kita peroleh, isilah jabatan tersebut sebaik mungkin  dan selalu berpikirlah bahwa ketika kita sudah memangku suatu jabatan itu semua tak lepas dari dukungan orang-orang sekitar, rakyat lebih tepatnya. Maka selalu ingat kita harus menjalankan aspirasi rakyat (mementingkan kepentingan rakyat). Sudah terlalu sering rakyat  terkhianati oleh janji-janji kosong dan bohong dari seorang pemimpin yang tidak bertanggung jawab dan tidak amanah. Kita harus merubah paradigma bahwa “poitik itu terkadang kotor dan menjijikan” dengan selalu jujur di dalam langkah kehidupan ini. Jujur dalam memperjuangkan kekuasaan dan mempertahankannya.
Jujur itu terkadang sukar, akan tetapi jika terbiasa maka hal itu mudah. So,  tanamkan kejujuran mulai dari hal yang kecil dan hari ini. Agar kelak kita menjadi pemimpin, maka insyaallah kekuasaan kita untuk memimpin rakyat akan menjadi berkah. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar